[Review Album] Barasuara – Taifun

Barasuara

five-stars-rating-symbols 5

Efek Rumah Kaca pernah mengeluh kalau kebanyakan lagu kita mengandalkan nada-nada minor dan bercerita cinta melulu. Mungkin memang benar. Tanpa harus menyebutkan lagu-lagu seperti itu tidak bagus, hanya saja kita merindukan permainan melodi dengan notasi dengan estetika tertentu, serta tetap sedap di pendengaran. Kerinduan seperti itu sebenarnya bisa terjawab jika kita rajin mengekplorasi khazanah musik Indonesia. Niscaya kita akan menemukan sesuatu seperti Barasuara, yang dengan album debutnya, “Taifun“, memamerkan musik bernas dan diarsir dengan lirik-lirik indah memukau.

Sebelum “Taifun” dirilis, Barasuara sudah terlebih dahulu mencuri perhatian berkat geliat mereka di berbagai pentas musik di lintas setahun terakhir ini, meskipun band yang terdiri atas Iga Massardi (vokal, gitar), Asteriska Widiantini (vokal), Puti Chitara (vokal), TJ Kusuma (gitar), Gerald Situmorang (bas), dan Marco Steffiano (drum), sudah berdiri semenjak tahun 2011.

Singkat kata, “Taifun” adalah salah satu album paling ditunggu untuk tahun ini. Barasuara kemudian membayar dengan lunas akumulasi ekspektasi tinggi saat “Taifun” bisa disimak secara utuh.

Mendengarkan “Taifun” kita seolah tersedot dalam dunia yang memelintir kayanya kosa kata Bahasa Indonesia secara efektif, layaknya nyanyian barisan puisi, namun tetap lugas tanpa bercentil-centil dalam permainan diksi cantik tapi bermakna banal.

Memanfaatkan potongan Doa Bapa Kami dalam ‘Hagia’, yang ditempelkan dengan dua bait lain di dalamnya, Barasuara memberi contoh bagaimana lagu kuat itu tidak melulu harus mengandalkan lirik berkepanjangan untuk menyampaikan maksud dengan tepat guna.

Lagu-lagu dalam “Taifun” memang memiliki bait-bait pendek. Ini efektif mengingat Barasuara mengandalkan permainan notasi dengan perpindahan secara enerjik, melompat-lompat dengan bebas; kadang tinggi, kadang rendah, kadang melaju, kadang melirih. Lirik mekar berbunga hanya akan menjadi beban.

Jika harus bertanya batasan genre usungan Barasuara, rock bercampur folk dan pop mungkin adalah jawaban sederhananya, walau rasanya lingkup musikalitas mereka melintasi dimensi tersebut.

Ada kocokan blues dalam ‘Menunggang Badai’. Sedang ‘Nyala Suara’ atau ‘Bahas Bahasa’ terdengar seperti arena rock menggelegar. Sementara ‘Api & Lentera’ begitu ambisius memadukan antara rock dengan folk, sehingga jika mereka mengejar sesuatu yang antemik, maka tercapailah ia.

Tapi Barasuara tidak hanya ingin menyajikan intensitas belaka. Dua lagu penutup secara tepat guna menghadirkan lagu-lagu dibalur kelembutan dan harmonisasi. ‘Mengunci Ingatan’ terasa romantis, meski mungkin bukan berkisah dalam koridor percintaan. Sedang ‘Taifun’, juga menjadi judul album, mengajak pendengarnya memasuki nuansa pastoral melenakan dalam imbuhan bluegrass atau southern folk ala Fleet Foxes. “Saat kau menerima dirimu dan berdamai dengan itu / Kau menari dengan waktu tanpa ragu yang membelenggu,” terdengar layaknya mantra alih-alih nyanyian.

Inilah yang akan kita hadapi saat mendengarkan “Taifun”. Tidak terlalu orisinil memang. Di ranah lokal, The Trees and The Wild (TTATW) sudah pernah menyajikan pendekatan setipe misalnya, walau jelas berbeda jauh dengan Barasuara. Mengingat Iga Massardi merupakan mantan personel TTATW, maka sedikit kemiripan sulit untuk dihindari.

Bagaimanapun, “Taifun” sudah memantik api yang selama ini seperti terpendam dalam sekam, jika musik Indonesia pun tidak kalah menawan. Ia menawarkan materi yang mungkin tidak terlalu radio-friendly, namun tetap gampang dicerna. “Taifun” seolah memberi penegasan jika Barasuara adalah kumpulan musik yang harus menjadi bagian garda terdepan dalam blantika musik kita.

Oleh:
Haris Fadli Pasaribu

TANGGAL RILIS:
16 Oktober 2015

LABEL:
Juni Suara Kreasi / Demajors Independent Music Industry

TRACK:
9

 
available-on-itunes

 

2 comments

  1. Review yang keren mas. Gw paling suka Menunggang Badai, perpindahan melodi, tempo sama liriknya bikin kuping ini kayak mendengar sesuatu yg jarang terdengar di lagu-lagu Indonesia pd umumnya. Menarik banget.

    Suka

  2. Senang banget pas tau ada blog begini.

    Cause am a huge fans of Barasuara.

    Saran aja nih, Blog-nya dibuat domain dong Min. biar lebih kece!
    Keep writing…

    Suka

Tinggalkan komentar